Terpopuler Bisnis: Pertamina Diprediksi Tekor Triliunan, CT Klaim Tak Bakar Duit


TEMPO.CO, Jakarta – Berita mengenai PT Pertamina (Persero) yang diprediksi tekor hingga Rp 190,8 triliun menjadi isu yang paling menarik perhatian masyarakat sepanjang Kamis, 19 Mei 2022. Pernyataan itu sebelumnya diungkapkan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Sri Mulyani mengatakan perusahaan pelat merah mengalami defisit arus kas karena kenaikan harga minyak dunia.

Berita lain yang juga menyita perhatian pembaca adalah seputar klaim Chairul Tanjung bahwa Allo Bank tidak membakar duit. Alih-alih bakar duit, bos CT Corp itu mengatakan perbankan digital malah mencetak uang.

Adapun isu lainnya ialah seputar gangguan penerbangan yang dialami Lion Air saat menerbangi rute Surabaya-Makassar. Pilot terpaksa mengalihkan jalur setelah pesawat JT-800 itu menabrak burung atau bird strike. 

Terakhir, berita yang terpopuler adalah mengenai kebijakan Presiden Joko Widodo alias Jokowi mencabut larangan ekspor CPO dan minyak goreng. Keran ekspor dibuka mulai 23 Mei 2022. 

Berikut ini empat berita terpopuler di kanal ekonomi dan bisnis. 

1. Sri Mulyani Sebut Pertamina Bisa Tekor Rp 190,8 T Akibat Lonjakan Harga Minyak

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan arus kas PT Pertamina (Persero) bakal tekor atau defisit. Musababnya, Pertamina harus menanggung selisih harga antara harga jual eceran BBM dengan harga keekonomiannya di tengah lonjakan harga acuan minyak dunia.

“Maka tidak heran kita lihat arus kas operasional Pertamina sejak Januari constantly negatif,” kata Sri Mulyani dalam rapat dengan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat yang disiarkan virtual Kamis, 19 Mei 2022.

Dalam slide yang Sri Mulyani tampilkan, harga jual eceran (HJE) BBM Pertalite Rp 7.650 per liter. Sedangkan harga keekonomian (dengan harga Indonesia crude price atau ICP US$ 100 per barel) Rp 12.556 per liter.

“Tentu kalau dia harus impor bahan bakar, maka dia juga membayarnya dalam bentuk dolar. Ini yang menyebabkan kondisi keuangan Pertamina menurun,” ujarnya.

Sri Mulyani mengestimasikan defisit arus kas Pertamina mencapai US$ 12,98 miliar atau setara dengan Rp 190,8 triliun dalam kurs Rp 14.700 per dolar Amerika Serikat pada Desember 2022. Estimasi itu bisa terjadi jika tidak ada tambahan penerimaan dari pemerintah.

Baca selengkapnya di sini.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »