Stok Beras Pemerintah tidak Capai Target Akhir Tahun


PEMENUHAN stok beras pemerintah sepertinya tidak akan mencapai target hingga akhir tahun. Diketahui, Indonesia sendiri memiliki target stok beras sebanyak 1,2 juta ton hingga akhir 2022.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebutkan hal itu. Hingga November, stok beras yang dimiliki pemerintah hanya sekitar 600 ribu ton. Artinya, stok beras tersebut hanya memenuhi setengah dari target yang ditetapkan.

“Bulan ini, terakhir stok kita seperti yang disampaikan Ketua Badan Pangan Nasional hanya sekitar 600 ribu ton. Tentu ini juga menjadi satu kerawanan daripada stok yang ada di Bulog,” ujar Budi Waseso dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV DPR, Rabu (16/11).

Ia juga menegaskan bahwa untuk memenuhi target 1,2 ton tersebut pada akhir tahun ini tidak akan bisa tercapai. Penyebabnya, harga beras di dalam negeri terus mengalami kenaikan. Dengan regulasi yang membatasi, Bulog tidak dapat memaksimalkan penyerapan hasil petani.

“Yang pertama seperti yang tadi dijelaskan, dulu ada fleksibilitas harga dengan harapan kami tetap bisa menyerap (hasil) para petani, tetapi begitu dikasih fleksibilitas harga dengan Rp8.800 per kilogram, kami dikunci dengan harga Rp8.900 per kilogram, jadi tetap tidak bisa beli dan itu akan meningkatkan inflasi,” ujar Budi.

Dengan aturan yang membatasi pembelian tersebut, Bulog tidak bisa berbuat lebih banyak. Kemudian Bulog menginisiasi untuk menyerap hasil petani dengan harga pasar.

Namun, permasalahan lain juga dirasakan oleh Bulog, yaitu menyempitnya produksi beras dari petani dan barangnya pun terbatas. “Begitu kita mengikuti (harga) pasar, kita juga tidak bisa membeli dengan harga pasar karena barangnya terbatas,” tuturnya.

Selain itu, Budi Waseso mengungkap bahwa penyerapan hasil petani dalam negeri hanya mampu sebanyak 92 ribu ton. Jumlah ini jauh lebih rendah dari target yang ditetapkan sebelumnya sebanyak 500 ribu ton.

“Jadi target yang kami alokasikan sudah dikumpulkan semua penggilingan dengan mitra yang sudah disepakati sampai Desember ini kami bisa serap 500 ribu ton. Itu sudah ada kesepakatan dengan mitra kami. Namun sampai hari ini, kami hanya bisa mampu menyerap 92 ribu ton dari target 500 ribu ton,” jelasnya. “Karena satu hal, barangnya sudah tidak ada Pak,” imbuhnya. (OL-14)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »