Faktor Petahana Jadi Kunci Pembentukan Koalisi Paslon di Pilkada


Ilustrasi partai politik(Dok.MI)

JELANG pendaftaran pilkada di setiap provinsi dan kabupaten/kota sudah mulai diramaikan kontestasi pendaftaran calon-calon yang akan ikut berkompetisi.

Menanggapi itu, Direktur Eksekutif Algoritma Research and Consulting Aditya Perdana, menerangkan pembentukan koalisi paslon di setiap Pilkada akan sangat ditentukan beberapa faktor.

Yang pertama, seberapa kuat petahana kepala daerah akan ikut kompetisi pilkada. Apabila petahana dirasakan punya potensi elektabilitas yang tinggi untuk memenangkan pilkada, maka bisa dipastikan para penantangnya tidak akan banyak, bahkan mungkin tidak ada alias calon tunggal.

Baca juga : Besok, NasDem Ikut Lawatan PKB ke DPP PKS

“Kedua, cairnya pembentukan koalisi pencalonan pilkada yang tidak sebangun dengan koalisi Pilpres 2024,” ungkap Adit, Minggu (5/5).

Artinya, kata Adit, koalisi yang terbentuk dalam pencapresan tidak akan sama atau bahkan tidak relevan dengan kondisi setiap daerah. Hal itu lantaran kekuatan legislatif dari hasil Pileg 2024 lalu tidak sebangun dengan hasil yang ada di pusat.

Maka, setiap parpol mungkin sudah menginstruksikan setiap wilayahnya untuk terbuka dalam membangun koalisi dengan siapapun.

Baca juga : Cak Imin Jadi Cawapres, Demokrat Meradang dan Tuding Anies Berkhianat

Yang ketiga, Adit menyebut pengaruh sosok lokal baik secara sosial, ekonomi, politik atau budaya akan membentuk konstruksi pencalonan yang ada.

“Sehingga pengaruh tokoh agama, adat, atau pebisnis yang kuat akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi para elite politik nasional dan lokal dalam memutuskan siapa yang dapat didukung dalam koalisi tersebut,” terangnya.

Ia mencontohkan di pulau Jawa, kemungkinan petahana yang kuat adalah Khofifah untuk Provinsi Jawa Timur.

Baca juga : Pengamat Nilai Duet Anies dan Ganjar Skenario Blunder

Adit menilai ada kemungkinan sebagian besar parpol akan merapat untuk menyatukan dukungan kepada Khofifah.

Sementara, provinsi lainnya seperti Banten, Jakarta, Jabar dan Jateng, akan lebih kompetitif karena tidak ada petahana yang kuat dan dominan berdasarkan situasi politik hari ini.

“Kecuali, Ridwan Kamil (Jabar) dan Anies Baswedan (Jakarta) akan memutuskan ikut kompetisi pilkada nanti. Sehingga, peluang partisipasi dari para peserta akan terbuka luas,” tandasnya. (Ykb/Z-7)

 



Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »