“Ekonomi China telah menjadi tempat perlindungan yang aman dan stabilisator bagi ekonomi dunia meskipun telah terjadi ketidakmenentuan dan instabilitas global,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian di Beijing, Kamis.
Ia mendesak AS untuk lebih banyak bertindak memberikan manfaat pada pemulihan ekonomi dunia ketimbang memberikan sanksi unilateral, termasuk sanksi-sanksi baru terhadap beberapa perusahaan China.
Zhao mengeluarkan pernyataan tersebut untuk menanggapi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia menjadi 3,6 persen atau turun 0,8 persen dibandingkan perkiraan sebelumnya.
“Ekonomi dunia sedang menghadapi masa suram karena dampak tambahan dari fluktuasi geopolitik dan virus corona selain situasi makro yang sedang dihadapi semua negara,” ujar Zhao.
Dalam situasi seperti itu, lanjut dia, ekonomi China telah berkontribusi positif terhadap ekonomi dunia karena tren menuju pemulihan terus berlanjut dan ketahanannya teruji sebagaimana pencapaian pada kuartal pertama.
Pada kuartal pertama tahun ini, ekonomi China tumbuh 4,8 persen sebagaimana data Biro Statistik Nasional. Impor China juga naik 7,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 4,19 triliun yuan.
Hal itu menunjukkan China lebih banyak membeli produk-produk dari negara lain yang tentu saja menguntungkan negara-negara tersebut, demikian Zhao dalam pengarahan pers rutin tersebut.
Baca juga: Konsumsi emas China susut 9,69 persen pada kuartal pertama 2022
Baca juga: Pakar sebut pertumbuhan ekonomi Asia akan capai 4,8 persen pada 2022
Baca juga: Presiden China tekankan pendekatan dalam promosikan pemulihan ekonomi
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Recent Posts
- Travel Weekly sister title Aspire unveils new website
- RK Gagas Berangkatkan Pelayan Tiap Agama di Jakarta ke Tanah Suci
- Anggota Kadin China dan LIT Akan Gelar ‘Business matching’ Industri Pangan.
- HFTP India Chapter to Host the Inaugural CIO Summit in Goa
- TikTok sued by 13 US states for ‘harming young people’s mental health’ | US News
Recent Comments