Bisa Debat Gara-gara Menu, Bhima Yudhistira: Padahal Sama-sama Soto


JawaPos.com – Lebaran kali ini merupakan momentum yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Sebab, sudah dua tahun sejak pandemi Covid-19 hadir, mudik ditiadakan. Akhirnya tahun ini pemerintah memberikan izin.

Hal tersebut pun dimanfaatkan oleh masyarakat berkunjung ke sanak saudara di kampung halaman. Namun, untuk Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira telah lebih dahulu bertolak ke kampung halaman, yakni Jogjakarta, jauh-jauh hari sebelum Lebaran.

“Untuk Lebaran tahun ini saya berkumpul dengan keluarga besar di Jogja. Kebetulan kedua orang tua tahun ini pensiun dan pindah ke Jogja. Rutinitas mudik sebelum pandemi biasanya melancong dari Jakarta ke Jogja, karena sebelum pandemi sudah menetap di Jogja akhirnya ritual mudiknya berubah total,” tutur dia kepada JawaPos.com.

Memiliki ayah berdarah Madura, tradisi kuliner di keluarga Bhima sedikit ekstra. Jika biasanya orang-orang menyiapkan opor ayam, ketupat, rendang, dan sambal goreng, maka di keluarga Bhima tersaji pula soto Madura.

“Budaya kuliner selama Lebaran lebih kuat dari pihak Bapak yang punya keturunan Madura. Sejak kecil hidangan Lebaran nyaris tidak pernah berubah,” selorohnya.

Lucunya, pernah Bhima mengusulkan menu lain, agar lebih variatif. Namun ternyata, usulan ekonom yang kerap memberikan masukan kritis ke pemerintah tersebut, mentah-mentah ditolak pihak keluarga.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »