Ancaman Resesi 2023, Bos Bank Mandiri Beberkan Risiko Apa Saja yang Akan Dihadapi


TEMPO.CO, Jakarta – Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Darmawan Junaidi mengungkapkan sejumlah tantangan yang akan dihadapi perbankan pada tahun depan, di tengah munculnya ancaman resesi global pada 2023. 

Darmawan mengatakan, potensi risiko yang akan terjadi pada masa itu adalah besarnya risiko terhadap pinjaman hingga tingkat transaksi yang tidak setinggi pada tahun ini. Ini katanya lebih disebabkan dampak memburuknya kinerja perbankan global.

“Risiko spillover dampak memburuknya kinerja perbankan global terhadap industri perbankan domestik yang mungkin akan juga memberi dampak terhadap eksposur pinjaman dan juga beberapa transaksi yang mungkin akan tidak setinggi di tahun-tahun ini,” kata Darmawan saat konferensi pers virtual, Rabu, 26 Oktober 2022.

Baca: Ancaman Resesi 2023 dan Krisis 2008, Faisal Basri Paparkan Perbedaan Kondisinya

Selanjutnya, dia mengatakan, risiko yang akan dihadapi perbankan adalah pengetatan likuditas karena sudah bergesernya tren suku bunga rendah yang selama ini dinikmati sejak masa Pandemi Covid-19 menjadi tren suku bunga tinggi seperti saat ini karena tingginya inflasi.

Darmawan memperkirakan, tren kenaikan suku bunga ini bahkan merata di seluruh dunia, bukan hanya dari suku bunga acuan bank sentral AS, Fed Fund Rate saja. Untuk suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate diperkirakannya masih akan terus naik dari saat ini 4,75 persen menjadi 5,5 persen akhir tahun da 5,75 persen pada akhir 2023.

“Tidak hanya di Fed Fund Rate tapi juga sudah diikuti oleh Bank Indonesia, sehingga kita akan melihat likuiditas pasar pasti akan terpengaruh lebih menurun,” kata Darmawan.

Selanjutnya: Risiko volatilitas kurs juga harus dihadapi bank dan industri.





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »