Teknologi e:HEV Honda: Jembatan Menuju Elektrifikasi


PT Honda Prospect Motor (HPM) kembali memperkenalkan teknologi e:HEV atau kendaraan hybrid dalam ajang Gaikindo Indonesia International Automotive Show (GIIAS) 2022. Teknologi ini, dianggap menjadi jembatan menuju elektrifikasi sepenuhnya yang diproyeksikan pada 2040 mendatang.

Sales Marketing & Business Innovation Director HPM Yusak Billy menyampaikan, dunia mengalami perubahan cepat dan teknologi mengikuti kebutuhan manusia dan lingkingannya. Saat ini teknologi elektrifikasi masih dalam studi mendalam Honda.

“Teknologi itu harus berguna untuk semua orang. Kalau teknologi tidak membuat orang bahagia itu namanya bukan teknologi sesungguhnya. Kalau berguna buat semua orang pasti Honda akan mewujudkannya,” ungkap Billy di booth Honda GIIAS 2022, ICE BSD, Senin (15/8).

Billy menyampaikan, konsep dari teknologi e:HEV atau sistem hybrid diklaim memberikan performa dan kenyamanan berkendara baik dalam kecepatan rendah, menengah hingga maksimal. Teknologi ini bekerja dimana motor dan mesin bisa beroperasi secara independen.

“Honda memiliki target 2030 sebanyak 40% produknya terelektrifikasi, 2035 sebanyak 80% dan 2040 seluruh produk sudah ter-elektrifikasi secara global 100%. Teknologi hybrid ini merupakan jembatan menuju elektrifikasi seutuhnya,” papar Billy. 

Service Technical & Warranty Senior Manager HPM Muhamad Zuhdi menyampaikan, sistem e:HEV terdiri dari empat komponen utama, yaitu Atkinson Cycle Engine, Electronic CVT (e-CVT), Intelligent Power Unit, dan Power Control Unit. Atkinson Cycle Engine merupakan mesin Direct Injection, 4-cylinders DOHC i-VTEC yang menggunakan bahan bakar bensin. 

“Pada sistem e:HEV, mesin ini berfungsi untuk memberikan tenaga kepada motor generator sehingga dapat menghasilkan daya listrik untuk menggerakkan motor drive, memberikan tenaga langsung ke roda saat berkendara di kecepatan tinggi, dan mengisi daya baterai,” jelas Zuhdi.

Putaran mesin kemudian diteruskan ke motor generator yang berada di dalam e-CVT untuk menghasilkan daya listrik dengan efisiensi tinggi dan mengisi daya baterai. Sementara motor drive di dalam e-CVT berfungsi menyalurkan putaran ke roda dengan tenaga dan traksi yang tinggi, serta menghasilkan daya listrik saat deselerasi.

Kinerja motor pada E-CVT dikontrol oleh Power Control Unit yang juga sekaligus berfungsi untuk mengontrol kebutuhan listrik antara baterai dan motor. Daya listrik pada sistem e:HEV disimpan dalam Intelligent Power Unit yang menggunakan Lithium Ion Battery berkapasitas tinggi.

Efisiensi Bahan Bakar

Teknologi e:HEV yang dikembangkan pada mobil Honda, menurut Zuhdi,  memiliki tiga mode berkendara, mode EV, Hybrid dan engine power. Mode ini secara otomatis akan berganti sesuai dengan kondisi berkendara. 

Saat berkendara pada putaran mesin 1.500 hingga 2.000 rpm atau 30 km/jam hingga 50 km/jam, sistem akan menggunakan mode EV (fully electric). Mode ini hanya memanfaatkan baterai untuk menggerakan motor sehingga tidak ada bensin yang digunakan. 

Saat kecepatan meningkat lebih kuat sekitar 80 km/jam sistem akan menggunakan mode hybrid., dimana mesin dan baterai bekerja bersamaan untuk menghasilkan keseimbangan antara tenaga dan efisiensi bahan bakar.

Saat berkendara dalam kecepatan tinggi atau di atas 120 km/jam sistem akan menggunakan mode Engine Drive. Dimana mesin secara penuh akan menggerakan roda untuk menghasilkan tenaga lebih besar sekaligus mengisi daya baterai secara bersamaan.

“Tentunya teknologi ini akan membuat daya dan bahan bakar lebih efisien. Sebab di sini konsumsi bahan bakarnya lebih rendah karena fungsinya lebih kepada support. Keuntungan yang didapati konsumen dengan adanya eHEV ini adalah kerja mesin lebih optimal dan konsumen tidak perlu khawatir kehabisan daya saat bepergian jauh sebab sistem EV dan Engine saling support,” tutup Zuhdi. 

Rencananya, teknologi e:HEV ini akan diimplementasikan pada dua model andalannya, yakni Honda CRV dan Accord. (S-4)






Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »