Raih Cuan Lewat Mometisasi Konten, Begini Caranya


DIGITALISASI menawarkan upaya monetisasi dari konten yang diunggah ke internet, terutama di platform YouTube. Kreator konten Muhammad Irsan Anugrah menjelaskan, monetisasi YouTube adalah sebuah proses atau usaha sebuah kanal atau kreator agar menghasilkan uang dan pemasukan dari konten yang diunggah di YouTube. 

Ada banyak ragam monetisasi dari YouTube yang ditawarkan, seperti iklan berjalan; iklan pada feed short; dan promosi toko atau produk yang kita jual di toko online.

“Iklan yang muncul di setiap video yang ditayangkan di YouTube, creator akan mendapatkan persentase pendapatan iklan sesuai ketentuan yang ditetapkan Google. Selain itu, creator memperoleh pendapatan ekstra dari interaksi penonton setia yang membayar untuk menikmati konten video ekslusif yang di-upload ke channel YouTube-nya,” ujar Irsan dalam diskusi Meraup Cuan di Era Digital dengan Monetisasi YouTube yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi.

Baca juga : Jejak Digital Susah Dihapus, ASN Harus Bijak

Agar bisa mengikuti YouTube partner program, imbuhnya, ada beberapa syarat yang wajib dipenuhi, yaitu memiliki sedikitnya 1.000 subscriber; memiliki 4.000 jam waktu tonton publik dalam setahun terakhir; atau memiliki 10 juta penayangan short publik dalam 90 hari terakhir. 

Tipsnya adalah dengan membuat konten video yang menghibur dan informatif; konsisten untuk setiap konten yang ditayangkan; dan bergabung ke komunitas content creator untuk saling berbagi informasi.

Baca juga : Hati-hati, Ada Dampak Negatif Dari Unggah Konten House Tour ke Internet

Sekretaris Jenderal Asosiasi Administrasi Publik Indonesia Bevaola Kusumasari menambahkan, konten interaktif juga efektif untuk menghasilkan cuan lewat YouTube. Konten interaktif, seperti video game, kuis, atau konten yang disesuaikan, dapat meningkatkan keterlibatan pengguna dan meningkatkan peluang untuk meraup iklan. 

“Konten interaktif memungkinkan untuk membangun relasi yang lebih kuat dengan audiens, meningkatkan kesetiaan merek, dan memungkinkan untuk membangun komunitas yang lebih besar,” ucapnya.

Ahli Keamanan TI pada Dinas Komunikasi Informatika dan Statistika Kota Cirebon Aries Saefullah mengingatkan, untuk membuat konten yang menarik harus tetap memperhatikan etika dan nilai di masyarakat. 

Beberapa etika yang wajib dijunjung tinggi adalah tidak melanggar hak cipta milik orang lain, tidak membuat konten yang melanggar kesopanan, tidak menyebarkan informasi palsu atau hoaks, serta menghargai perbedaan.

“Teknologi tidak akan pernah bisa menggantikan manusia, namun manusia yang tidak menggunakan teknologi akan tergantikan,” tuturnya.

Workshop Literasi Digital itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. 

Workshop literasi digital didasarkan pada empat pilar utama literasi digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital. 

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, selain membangun infrastruktur digital, pusat-pusat data, dan telekomunikasi di seluruh Indonesia. Kemenkominfo juga secara langsung mengadakan sekolah vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang bertalenta digital. 

“Kemenkominfo menyiapkan program-program pelatihan digital pada tiga level, yaitu Digital Leadership Academy yang merupakan program sekolah vokasi dan pelatihan yang diikuti oleh 200-300 orang per tahun bekerja sama dengan delapan universitas ternama di dunia. Digital Talent Scholarship sebagai program beasiswa bagi anak muda yang ingin meningkatkan kemampuan dan bakat digital. Dan yang terakhir Workshop Literasi Digital yang dapat diikuti secara gratis bagi seluruh masyarakat di Indonesia,” tutur Johnny. (RO/Z-5)





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »