Pendapatan per Kapita RI Hampir Disalip Vietnam, Ini Target Kepala Bappenas 5 Tahun ke Depan


TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan bahwa pendapatan per kapita (US$ per kapita) Indonesia saat ini hampir disalip oleh Vietnam. Pada 1990, pendapatan per kapita Indonesia lima kali Vietnam, tapi sekarang hanya 1,1 kali dari negara dengan ibu kota Hanoi itu. 

“Kalau kita dengan keadaan sekarang dan Vietnam sudah mulai begini, lama-lama kita bisa tertinggal. Karena pendapatan per kapita ini berdasarkan atlas method berubah terus angkanya,” ujar Suharso Monoarfa di Gedung Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa malam, 6 Juni 2023. 

Sedangkan untuk target lima tahun ke depan, Suharso melanjutkan, jika pendapatan per kapita bisa tumbun 6 persen saja setiap tahun itu bisa mencapai US$ 7.000. “Kita bisa sampai dengan US$ 7.000 itu bagus sekali, nanti basis untuk ke depan bisa naik lagi,” ucap Suharso Monoarfa. 

Saat ini, pendapatan per kapita Indonesia US$ 4.140 atau 5,9 persen dari pendapatan per kapita Amerika Serikat. “Kita ingin menjadi 20 persen dari pendapatan per kapita Amerika Serikat pada masa yang akan datang dan itu artinya naiknya 3,4 kali lipat,” tutur Suharso Monoarfa. 

Namun, menurut dia, untuk menaikkan pendapatan per kapita, situasinya tidak cukup mudah. Karena sekarang Indonesia masih masuk di dalam lower middle income (US$ 1.086-US$ 4.255) atau sedikit lagi upper middle income (US$ 4.256-US$ 13.205) berdasarkan data Bappenas. 

Suharso Monoarfa juga menceritakan bahwa Indonesia pernah melampaui Cina soal pendapatan per kapita. Hal itu, dia berujar, terjadi pada periode tahun 1975-1998. Seperti diketahui 1998 terjadi krisis moneter di Indonesia. “Tapi kemudian hanya berakhir sampai tahun 1998, setelah itu kita tertinggal oleh Cina. Jadi artinya kita dulu pernah di atas Cina tapi sekarang kita di bawah Cina,” kata dia. 

Iklan

Lalu bagaimana jika membandingkan pendapatan per kapita Indonesia dengan Korea Selatan? Suharso menjelaskan antara tahun 1969-1977 pendapatan per kapita Indonesia itu 30 persen dari Korea Selatan. “Tapi tahun 2014-2021 menjadi 12 persen dari pendapatan per kapita Korea Selatan,” ucap Suharso Monoarfa. 

Soal pendapatan per kapita itu, menurut Suharso, menjadi pekerjaan rumah Indonesia. “Kita senang kita menjadi negara hebat, tapi kita lihat hari ini, dengan negara-negara besar, kita beradu cepat dengan mereka,” kata Kepala Bappenas.

Pilihan Editor: Proyek Kereta Cepat Masih Terusik Bunga Pinjaman hingga Pencurian Kabel dan Baut

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »