Menaker Sebut Kualitas Angkatan Kerja Indonesia Rendah, Ini Alasannya


JawaPos.com – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyoroti tingkat kualitas dan produktivitas angkatan kerja di Indonesia. Menurut Ida, tingkat kualitas dan produktivitas angkatan kerja di Indonesia masih rendah. Di antara pemicunya adalah mayoritas angkatan kerja masih lulusan SMP ke bawah.

Sorotan tersebut dia sampaikan dalam forum Kolaborasi Menuju Indonesia Kompeten 2030 di Kota Bogor pada Sabtu (26/11). Menteri yang juga politisi PKB itu mengatakan rendahnya kualitas dan produktivitas angkatan kerja tersebut adalah tantangan yang harus diatasi bersama-sama.

Pada kegiatan yang yang diselenggarakan Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK) tersebut, Ida mengatakan secara umum kondisi ketenagakerjaan di Indonesia semakin membaik. Di antara indikasinya adalah angka pengangguran turun di angka 5,86 persen.

“Namun, kita masih harus menjawab peluang dalam menyambut puncak bonus demografi 2030 nanti,” kata Ida dalam keterangannya Minggu (27/11).

Dia menjelaskan tantangan yang ada sekarang di antaranya adalah rendahnya kualitas dan produktivitas angkatan kerja Indonesia. Ini ditandai dengan 56 persen pekerja adalah lulusan SMP ke bawah.

Indikator berikutnya adalah masih besarnya pekerja di sektor informal. Lalu rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) perempuan. Berikutnya adalah adanya fenomena teknologi 4.0 yang berdampak besar pada kebutuhan terhadap kompetensi serta keterampilan kerja.

“Tantangan ketiga adalah instabilitas politik dan perekonomian yang mendorong dunia ke arah krisis pangan dan resesi ekonomi global,” kata Menaker Ida.

Ida menuturkan meski Indonesia terhindar dari resesi, tetap akan merasakan dampak resesi ekonomi global. Untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja di Indonesia, dia mendorong keterlibatan sejumlah asosiasi. Termasuk yang dilakukan oleh GNIK dengan berupaya meningkatkan kualitas SDM anggotanya. Ida juga mengajak pekerja pada level tertentu untuk mengikuti sertifikasi kompetensi di bidangnya masing-masing.

Ida juga menyampaikan sudah ada Kepmenaker 115/2022 tentang pemberlakuan wajib sertifikasi bagi tenaga kerja bidang manajemen SDM. “Tujuannya untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja. Serta membangun hubungan industrial yang harmonis di perusahaan,” kata Menaker Ida.

Dalam kesempatan yang sama Ketua Advisory Committee GNIK Achmad S. RUky menuturkan, mereka mengumpulkan top 300 HR leader dari seluruh Indonesia. Tujuannya untuk memberikan solusi cara membangun SDM Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Baginya saat ini sudah waktunya para praktisi HR atau SDM berpikir lebih jauh, yaitu meningkatkan SDM di tempatnya bekerja.

Editor : Edy Pramana

Reporter : Hilmi Setiawan





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »