Datangi Proyek HPAL di Sulawesi, Luhut Bicara soal Kepentingan dan Kesehatan Lingkungan


TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan soal kepentingan lingkungan ketika melakukan kunjungan kerja proyek HPAL atau high pressure acid leaching di Sorowako, Sulawesi Selatan, dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara. Menurut dia, kepentingan lingkungan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam mata rantai energi hijau.

Indonesia, tutur Luhut, dapat memasok pasar Indonesia dan dunia dengan memiliki material berkualitas tinggi dan berkelanjutan.

“Kami meminta agar proyek ini menyeimbangkan operasi komersial dengan keberlanjutan. Kita harus terus menjaga lingkungan dalam operasi, melalui praktik pertambangan yang baik hingga konservasi,” ujar Luhut dikutip dari keterangan tertulis, Minggu, 27 November 2022.

Baca: Di Depan Xi Jinping, Luhut: Kereta Cepat Harus Selesai Tahun Depan, Tidak Boleh Mundur

Luhut mengatakan  pemerintah—khususnya melalui kebijakan yang dikeluarkan Kemenkomarves—selalu mementingkan kesehatan lingkungan. Kebijakan ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Hal itu pula yang membuat Indonesia mulai mencoba menggunakan energi terbarukan dan melakukan pensiun dini pada PLTU.

“Lingkungan itu sangat penting karena kami punya komitmen any policy yang keluar dari saya. Saya bilang itu adalah untuk the interest of next generation of Indonesia. Tidak ada policy dari saya yang keluar dari saya yang menghancurkan anak cucu saya, anak-anak muda ini,” tuturLuhut.

Luhut pun meminta agar proyek tersebut dapat memanfaatkan bakat dan keahlian yang berkelanjutan, yaitu perkembangan sumber daya manusia khususnya pada PT Vale dan PT Huayou. Selain itu, pembangunan proyek HPAL ini dianggap dapat memperhatikan perkembangan ekonomi masyarakat sekitar serta mendukung usaha kecil dan menengah lokal agar masyarakat Sulawesi dapat tumbuh bersama.

“Proyek ini harus membangun fasilitas pendidikan, sekolah yang baik dan fasilitas kesehatan yang baik untuk masyarakat, dan untuk keluarga pekerja,” ujar Luhut.

Luhut juga berujar, proyek HPAL terbesar di dunia berada di Indonesia. Proyek HPAL itu membentuk suatu ekosistem yang sangat penting terutama untuk Indonesia—khususnya dalam memproduksi baterai lithium sebagai pasokan kendaraan listrik.

“Orang tidak bisa membuat lithium baterai tanpa HPAL ini,” ucap Luhut.

Baca juga: Soal Tumpahan Minyak Montara, Luhut: Kami Akan Bela Kepentingan Rakyat Kami

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini .

 





Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Translate »